Mengenang
Bapak/Kakek Saade Tapa
(Lahir
12 Maret 1937, Wafat 30 Agustus 2012)
Bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīm
Allahumma
ighfir li-waalidaiyya, war-hamhumaa kamaa robbayaani shoghiro. Artinya; “Tuhanku,
ampunilah kedua orang tuaku dan kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka
mendidikku sewaktu kecil”. Amin..
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh..
Kamis, 30 Agustus 2012. Bapak/kakek Saade Tapa telah memenuhi panggilan Allah
SWT,Insya’Allah dengan ridho Allah SWT pada hari kemudian dipertemukan
dengan istri terdahulu yang lebih dulu memenuhi panggilan-Nya. Amin..
Bapak/kakek terbaring sakit selama 4 bulan 28 hari dengan tubuh bagian kanannya
mengalami kelumpuhan sebagai akibat dari penyumbatan pembuluh darah pada otak
kiri. Sesekali dalam masa perawatan, bapak/kakek membuka mata dan tersenyum
simpul mengisyaratkan kebahagiaan dari lubuk hati yang paling dalam karena
melihat saudara, anak cucu yang tumbuh dewasa dan kelak akan melanjutkan
perjuangannya di muka bumi ini semata-mata demi mencari ridho Allah SWT.
Selama masa perawatan hingga akhir hayat;
1.
Dokter ahli syaraf RS. Wahidin mengatakan;
semangat hidup bapak/kakek sangat tinggi karena dalam kondisi demikian beliau
bertahan dan memiliki harapan kembali sehat.
2.
Dua orang perawat yang sedang berdinas jaga
mendatangi bapak dan bercerita kalau mereka (perawat) senang melihat keluarga
bapak/kakek yang senantiasa menjaga dan merawat dengan penuh kasih, silih
berganti datang menjenguk, menginap walau di teras belakang kamar dan saling
bekerjasama tanpa pamrih. Hal ini merupakan sebuah apresiasi yang luar biasa
dari seseorang yang tidak pernah kita kenal sebelumnya.
3.
Guru dan rekan-rekan sejawat bapak/kakek yang
di koperasi maupun keluarga dari keluarga juga menjenguk dan turut mendoakan
kesembuhan bapak/kakek.
4.
Seseorang yang memiliki kelebihan khusus dalam
refleksi kaki juga turut membantu bahkan pasien-pasien yang sekamar juga
dipijatnya hingga pada suatu waktu dia mengatakan bertambahlah amal bapak/kakek
karenanyalah saya juga dapat menolong orang lain.
5.
Seorang guru menjenguk bapak/kakek di rumah
Daya dan turut berdoa kemudian mengemukakan bahwa Bapak H. Saade adalah salah
satu gurunya guru.
6.
Sabtu, 7 Juli 2012. di rumah Daya bapak/kakek
gelisah dari pagi hingga sore karena terus menunggu untuk melihat cucu dan cucu
menantunya yang telah melaksanakan akad nikah. Hal ini adalah yang selalu
diimpikannya dari beberapa tahun sebelumnya, dan luar biasa pada saat itu
bapak/kakek juga mengenakan baju kemeja seperti jika menghadiri pesta
pernikahan.
7.
Bapak/kakek senantiasa menjalankan ibadah
dibulan suci Ramadhan walau dengan keterbatasannya, terkadang ada gerakan
tangan yang melipat sarung yang mengisyaratkan akan melaksanakan sholat
sehingga kita disisinya hening dan tidak memegangnya. Keluarga senantiasa
berdoa di bulan Ramadhan, agar senantiasa diberikan yang terbaik, memohon maaf
dan memberi maaf, tidak hanya itu ungkapan permohonan agar dimaafkan
bapak/kakek juga disampaikan kepada seluruh masyarakat dan kerabat di masjid
Mujahidin Kadidi untuk dosa-dosa yang disengaja maupun tidak disengaja serta
kesalahan-kesalahan masa lalu yang tersurat maupun tersirat.
8.
1 Syawal 1433 H./Minggu, 19 Agustus 2012. Anak
cucu bapak/kakek sebagian besar melaksanakan Shalat Ied bersama di Makassar.
Alangkah bahagianya bapak/kakek menyaksikannya dan turut larut bersama
merayakan hari kemenangan setelah melewati bulan Ramadhan.
9.
Sehari setelah hari raya Idul Fitri, Keluarga
besar berikhtiar untuk melanjutkan perawatan di RS. Daya, anak cucu tak
henti-hentinya berdoa dan memperdengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran.
Kondisi bapak/kakek menunjukkan penurunan yang cukup berarti namun sehari
setelah ditransfusi 2 (dua) kantong darah dari ananda tercinta sempat
menunjukkan kondisi yang membaik dan juga sesekali tersenyum. Kamis di pagi
hari, anak cucu diberikan isyarat dan petunjuk untuk senantiasa ikhlas dalam
menerima segala yang telah ditakdirkan-Nya. Dalam keadaan Sakaratul
Maut doa dan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran oleh anak cucu serta tiada
henti-hentinya bimbingan mengucapkan kalimat Syahadat. Pukul 21.20
WITA, Allah SWT Yang Maha Kuasa Maha Memiliki segala sesuatu yang ada di muka
bumi ini menutup usia Saade Tapa. Bapak/kakek menghadap pada sang pencipta
dengan tenang dan damai. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un Artinya;
“Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami
kembali”.
Dari beberapa kisah diatas, (1) Siapakah yang menggerakkan hati sang dokter,
sang perawat, guru rekan sejawat dan lainnya yang turut mendoakannya semasa
sakit, (2) Siapakah yang memberikannya semangat hidup yang tinggi, (3) Siapakah
yang memanjangkan umurnya yang diluar dugaan dari dokter atas pengalamannya
sehingga mampu melewati bulan suci Ramadhan, (4) Siapakah yang menggerakkan
hati masyarakat di kampung halaman untuk memaafkannya dengan tulus dari segala
dosa kecil maupun besar selama hidupnya, dan (5) Lalu siapakah yang
menggerakkan hati dan memberikan kesempatan kepada anak cucunya untuk berbakti
semasa sakit, yang senantiasa mendoakannya di bulan Ramadhan hingga akhir
hayatnya. Jawabannya adalah Allah SWT yang Maha Pemurah Maha Penyayang.
Jum’at, 31 Agustus 2012. Prosesi merawat jenazah dibimbing oleh seorang tokoh
agama di kelurahan Kadidi (sesuai dengan pesannya semasa hidup) dari memandikan
jenazah yang dilaksanakan oleh anak cucu hingga mengkafani oleh keluarga dan
kerabat dekat, rangkaian acara dilakukan dengan membacakan riwayat hidup,
sepatah kata dari perwakilan keluarga besar dan sekaligus ucapan terima kasih
kepada masyarakat atas perkenaannya memaafkan bapak/kakek Saade Tapa.
Saat adzan shalat Jum’at berkumandang, jenazah dibawa ke mesjid Mujahidin
Kadidi. Mesjid dimana semasa hidupnya berkarya dan berkreasi bersama-sama
masyarakat setempat mengabdikan diri untuk membangun dan memakmurkan mesjid.
Ba’da Shalat Jum’at, jamaah melaksanakan shalat jenazah kemudian bersama-sama
mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman. Bapak/kakek dimakamkan berdekatan
dengan makam istri terdahulu. Pemakaman jenazah diakhiri dengan ceramah singkat
serta berdo’a diberikan ampunan, diterima segala amalannya, dirahmati,
diberikan kemuliaan disisi-Nya dan dilapangkan alam kuburnya serta kepada anak
cucu untuk terus mendoakannya sesuai syariat Islam, dalam berdoa bisa
menggunakan bahasa Arab (yang dikutip dari Al-Qur’an dan Al-Hadits) ataupun
dengan bahasa apa saja yang bisa dipahami.
Sebagaimana kita ketahui, perintah berbuat baik kepada orang tua dan mengikuti
perintah beribadah hanya kepada Allah SWT saja, seperti disebutkan didalam
firman-Nya. Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra : 23)
Bapak/kakek Saade Tapa telah meninggal dunia, maka amalan-amalan baik yang
disyariatkan adalah;
1.
Mendo’akannya setiap saat baik itu dalam shalat
maupun sesudahnya, memohonkan ampunan dan maghfirah serta amalan do’a
sejenisnya yang bisa bermanfaat baginya sebagai wujud berbakti kepadanya.
“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal:
Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang
mendo’akannya”(Hadits riwayat Muslim).
2.
Bapak/kakek meninggalkan seorang istri yang
sudah menjadi kewajiban bagi anak cucu untuk memuliakannya dan memberikan
perhatian khusus kepada seorang anak laki-laki yang belum menikah dan sedang
melanjutkan pendidikan.
3.
Bapak/kakek semasa hidup pernah berniat membuat
perpustakaan pribadi dari koleksi buku-buku yang dimiliki, Insya'Allah niat
itu direalisasikan. Kami anak cucu dalam proses mewujudkannya.
4.
Bapak/kakek memiliki sejumlah sahabat,
kerabat diberbagai kegiatan kemasyarakatan olehnya itu anak cucu
melanjutkan Silaturrahim (hubungan) sebagai makhluk sosial dan
memuliakan mereka.
5.
Disadur dari berbagai sumber; para ulama
mengatakan boleh melakukan (a) Mengerjakan Sholat Sunnah dan puasa dengan niat
yang pahalanya dihadiahkan kepada orang tua yang meninggal, (b) bersedekah
mengatasnamakan orang yang sudah meninggal maka hal itu akan sampai
kepadanya. Wallahu A'lam Bishawab…
Anak cucu bapak/kakek Saade Tapa, kita telah bermusyawarah dan Insya'Allah pada
Hari Raya Qurban nanti bersama-sama kita melaksanakannya di kota Makassar. Kita
senantiasa akan terus mendoakan serta mengerjakan amalan-amalan baik dan
bermanfaat untuk Bapak/Kakek Saade Tapa tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar