Senin, 09 September 2013

mengenang ayahanda



Mengenang Bapak/Kakek Saade Tapa
(Lahir 12 Maret 1937, Wafat 30 Agustus 2012)

Bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīm
Allahumma ighfir li-waalidaiyya, war-hamhumaa kamaa robbayaani shoghiro. Artinya; “Tuhanku, ampunilah kedua orang tuaku dan kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka mendidikku sewaktu kecil”. Amin..
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
              Kamis, 30 Agustus 2012. Bapak/kakek Saade Tapa telah memenuhi panggilan Allah SWT,Insya’Allah dengan ridho Allah SWT pada hari kemudian dipertemukan dengan istri terdahulu yang lebih dulu memenuhi panggilan-Nya. Amin..

              Bapak/kakek terbaring sakit selama 4 bulan 28 hari dengan tubuh bagian kanannya mengalami kelumpuhan sebagai akibat dari penyumbatan pembuluh darah pada otak kiri. Sesekali dalam masa perawatan, bapak/kakek membuka mata dan tersenyum simpul mengisyaratkan kebahagiaan dari lubuk hati yang paling dalam karena melihat saudara, anak cucu yang tumbuh dewasa dan kelak akan melanjutkan perjuangannya di muka bumi ini semata-mata demi mencari ridho Allah SWT.

              Selama masa perawatan hingga akhir hayat;
1.     Dokter ahli syaraf RS. Wahidin mengatakan; semangat hidup bapak/kakek sangat tinggi karena dalam kondisi demikian beliau bertahan dan memiliki harapan kembali sehat.
2.     Dua orang perawat yang sedang berdinas jaga mendatangi bapak dan bercerita kalau mereka (perawat) senang melihat keluarga bapak/kakek yang senantiasa menjaga dan merawat dengan penuh kasih, silih berganti datang menjenguk, menginap walau di teras belakang kamar dan saling bekerjasama tanpa pamrih. Hal ini merupakan sebuah apresiasi yang luar biasa dari seseorang yang tidak pernah kita kenal sebelumnya.
3.     Guru dan rekan-rekan sejawat bapak/kakek yang di koperasi maupun keluarga dari keluarga juga menjenguk dan turut mendoakan kesembuhan bapak/kakek.
4.     Seseorang yang memiliki kelebihan khusus dalam refleksi kaki juga turut membantu bahkan pasien-pasien yang sekamar juga dipijatnya hingga pada suatu waktu dia mengatakan bertambahlah amal bapak/kakek karenanyalah saya juga dapat menolong orang lain.
5.     Seorang guru menjenguk bapak/kakek di rumah Daya dan turut berdoa kemudian mengemukakan bahwa Bapak H. Saade adalah salah satu gurunya guru.
6.     Sabtu, 7 Juli 2012. di rumah Daya bapak/kakek gelisah dari pagi hingga sore karena terus menunggu untuk melihat cucu dan cucu menantunya yang telah melaksanakan akad nikah. Hal ini adalah yang selalu diimpikannya dari beberapa tahun sebelumnya, dan luar biasa pada saat itu bapak/kakek juga mengenakan baju kemeja seperti jika menghadiri pesta pernikahan.
7.     Bapak/kakek senantiasa menjalankan ibadah dibulan suci Ramadhan walau dengan keterbatasannya, terkadang ada gerakan tangan yang melipat sarung yang mengisyaratkan akan melaksanakan sholat sehingga kita disisinya hening dan tidak memegangnya. Keluarga senantiasa berdoa di bulan Ramadhan, agar senantiasa diberikan yang terbaik, memohon maaf dan memberi maaf, tidak hanya itu ungkapan permohonan agar dimaafkan bapak/kakek juga disampaikan kepada seluruh masyarakat dan kerabat di masjid Mujahidin Kadidi untuk dosa-dosa yang disengaja maupun tidak disengaja serta kesalahan-kesalahan masa lalu yang tersurat maupun tersirat.
8.     1 Syawal 1433 H./Minggu, 19 Agustus 2012. Anak cucu bapak/kakek sebagian besar melaksanakan Shalat Ied bersama di Makassar. Alangkah bahagianya bapak/kakek menyaksikannya dan turut larut bersama merayakan hari kemenangan setelah melewati bulan Ramadhan.
9.     Sehari setelah hari raya Idul Fitri, Keluarga besar berikhtiar untuk melanjutkan perawatan di RS. Daya, anak cucu tak henti-hentinya berdoa dan memperdengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran. Kondisi bapak/kakek menunjukkan penurunan yang cukup berarti namun sehari setelah ditransfusi 2 (dua) kantong darah dari ananda tercinta sempat menunjukkan kondisi yang membaik dan juga sesekali tersenyum. Kamis di pagi hari, anak cucu diberikan isyarat dan petunjuk untuk senantiasa ikhlas dalam menerima segala yang telah ditakdirkan-Nya. Dalam keadaan Sakaratul Maut doa dan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran oleh anak cucu serta tiada henti-hentinya bimbingan mengucapkan kalimat Syahadat. Pukul 21.20 WITA, Allah SWT Yang Maha Kuasa Maha Memiliki segala sesuatu yang ada di muka bumi ini menutup usia Saade Tapa. Bapak/kakek menghadap pada sang pencipta dengan tenang dan damai. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un Artinya; “Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali”.
              Dari beberapa kisah diatas, (1) Siapakah yang menggerakkan hati sang dokter, sang perawat, guru rekan sejawat dan lainnya yang turut mendoakannya semasa sakit, (2) Siapakah yang memberikannya semangat hidup yang tinggi, (3) Siapakah yang memanjangkan umurnya yang diluar dugaan dari dokter atas pengalamannya sehingga mampu melewati bulan suci Ramadhan, (4) Siapakah yang menggerakkan hati masyarakat di kampung halaman untuk memaafkannya dengan tulus dari segala dosa kecil maupun besar selama hidupnya, dan (5) Lalu siapakah yang menggerakkan hati dan memberikan kesempatan kepada anak cucunya untuk berbakti semasa sakit, yang senantiasa mendoakannya di bulan Ramadhan hingga akhir hayatnya. Jawabannya adalah Allah SWT yang Maha Pemurah Maha Penyayang.

              Jum’at, 31 Agustus 2012. Prosesi merawat jenazah dibimbing oleh seorang tokoh agama di kelurahan Kadidi (sesuai dengan pesannya semasa hidup) dari memandikan jenazah yang dilaksanakan oleh anak cucu hingga mengkafani oleh keluarga dan kerabat dekat, rangkaian acara dilakukan dengan membacakan riwayat hidup, sepatah kata dari perwakilan keluarga besar dan sekaligus ucapan terima kasih kepada masyarakat atas perkenaannya memaafkan bapak/kakek Saade Tapa. 

              Saat adzan shalat Jum’at berkumandang, jenazah dibawa ke mesjid Mujahidin Kadidi. Mesjid dimana semasa hidupnya berkarya dan berkreasi bersama-sama masyarakat setempat mengabdikan diri untuk membangun dan memakmurkan mesjid. Ba’da Shalat Jum’at, jamaah melaksanakan shalat jenazah kemudian bersama-sama mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman. Bapak/kakek dimakamkan berdekatan dengan makam istri terdahulu. Pemakaman jenazah diakhiri dengan ceramah singkat serta berdo’a diberikan ampunan, diterima segala amalannya, dirahmati, diberikan kemuliaan disisi-Nya dan dilapangkan alam kuburnya serta kepada anak cucu untuk terus mendoakannya sesuai syariat Islam, dalam berdoa bisa menggunakan bahasa Arab (yang dikutip dari Al-Qur’an dan Al-Hadits) ataupun dengan bahasa apa saja yang bisa dipahami.

              Sebagaimana kita ketahui, perintah berbuat baik kepada orang tua dan mengikuti perintah beribadah hanya kepada Allah SWT saja, seperti disebutkan didalam firman-Nya. Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra : 23)

              Bapak/kakek Saade Tapa telah meninggal dunia, maka amalan-amalan baik yang disyariatkan adalah;
1.     Mendo’akannya setiap saat baik itu dalam shalat maupun sesudahnya, memohonkan ampunan dan maghfirah serta amalan do’a sejenisnya yang bisa bermanfaat baginya sebagai wujud berbakti kepadanya. “Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendo’akannya”(Hadits riwayat Muslim).
2.     Bapak/kakek meninggalkan seorang istri yang sudah menjadi kewajiban bagi anak cucu untuk memuliakannya dan memberikan perhatian khusus kepada seorang anak laki-laki yang belum menikah dan sedang melanjutkan pendidikan.
3.     Bapak/kakek semasa hidup pernah berniat membuat perpustakaan pribadi dari koleksi buku-buku yang dimiliki, Insya'Allah niat itu direalisasikan. Kami anak cucu dalam proses mewujudkannya.
4.     Bapak/kakek memiliki sejumlah sahabat, kerabat  diberbagai kegiatan kemasyarakatan olehnya itu anak cucu melanjutkan Silaturrahim (hubungan) sebagai makhluk sosial dan memuliakan mereka.
5.     Disadur dari berbagai sumber; para ulama mengatakan boleh melakukan (a) Mengerjakan Sholat Sunnah dan puasa dengan niat yang pahalanya dihadiahkan kepada orang tua yang meninggal, (b) bersedekah mengatasnamakan orang yang sudah meninggal maka hal itu akan sampai kepadanya. Wallahu A'lam Bishawab…

              Anak cucu bapak/kakek Saade Tapa, kita telah bermusyawarah dan Insya'Allah pada Hari Raya Qurban nanti bersama-sama kita melaksanakannya di kota Makassar. Kita senantiasa akan terus mendoakan serta mengerjakan amalan-amalan baik dan bermanfaat untuk Bapak/Kakek Saade Tapa tercinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar