Sabtu, 21 Desember 2013



Produktivitas Ayam Ras Pedaging yang Dipelihara
dengan Sistem Pemeliharaan Berbeda
Muhammad Faisal Saade
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245
Faisalsaade@ymail.com
Abstrak
Peluang investasi agribisnis ayam broiler memiliki prospek yang cukup cerah untuk masa yang akan datang. Dikarenakan produktivitas daginya yang cuku tinggi. Kebanyakan peternak memlihara ayam ras pedaging dengan pola mandiri dengan kemitraan. Dimana Pola Mandiri menyediakan seluruh input produksi dari modal sendiri baik biaya investasi (kandang dan peralatan) maupun biaya operasional (bibit,pakan, obat dan vaksin) dan bebas memasarkan produknya (Yunus,2009). Sedangkan pola kemitraan adalah kerja sama antara perusahaan dan peternak yang akan mengelola usaha ternak.  Pola  pemeliharaan ini memiliki perbedaan jika ditinjau dari segi manajemennya seperti pemberian jenis dan bentuk pakan, strain ayam yang digunakan, dan waktu pemberian pakan. Tujuan dari praktikum Manajemen Ternak Unggas dilakukan untuk mengetahui bagaimana atau adakah perbedaan antara kedua pemeliharaan tersebut dan bagaimana produktivitasnya apakah sama ataupun berbeda. Dengan metode pratikum dilakukan selama 35 hari dengan penyediaan strain ayam Cobb CP 707 Lohmann MB 202 P melalui perkandangan brooding house. Ditemukan bahwa dari kedua pola tersebut, produktivitas ayam pedaging yang dipelihara dengan system kemitraan lebih baik dibandingkan dengan sitem mandiri karena berat badan akhir ,konversi pakan, mortalitas, IP dan Income Over Feed and Chick Cost lebih baik.

Kata kunci : ayam pedaging, produktifitas, pola pemeliharaan, kemitraan, mandiri
PENDAHULUAN
Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam Ahmad (2006). Ayam broiler populer di Indonesia sejak tahun 1980-an. Hingga kini ayam broiler telah dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan. Firdaus (2004)
Di dalam pemeliharaan broiler terdapat dua pola yang dapat digunakan yaitu pola mandiri dan pola kemitraan. Pola mandiri merupakan sistem pemeliharaan yang dikelola secara mandiri dan keuntungannya pun cukup besar sebab yang menentukan harga penjualannya adalah perusahaan itu sendiri Ahmad (2006).  Namun pola mandiri relatif memiliki resiko yang cukup besar dibandingkan pola kemitraan jika terjadi masalah berupa penyakit ataupun hal lainnya yang dapat merugikan peternak itu sendiri. Sedangkan pola kemitraan merupakan kerja sama antara perusahaan dan peternak yang akan mengelola usaha ternak.  Pada pola kemitraan, peternak hanya mengeluarkan biaya yang cukup ringan sebab ada mitra yang menjadi donator bagi usaha peternakannya.  Tetapi pola kemitraan juga memiliki kekurangan yaitu peternak hanya mendapatkan setengah atau seperempat dari hasil penjualan ternak yang dikelolanya Bricket (2007).
Manajemen pemilharaan yang dilakukan adalah dalam kandang tertutup atau clos hause dengan alas litter. Tujuan dilakukannya praktikum Manajemen Ternak Unggas ini adalah mengetahui kelembagaan usaha ternak ayam ras pedaging pola kemitraan, dan membandingkan tingkat keuntungan usaha ternak ayam ras pedaging pola kemitraan dan pola mandiri.


MATERI DAN METODE
Sebagai model percobaan, dilakukan kajian terhadap sistem pemeliharaan yang dilakukan pada unit pemeliharaan ayam pedaging laboratorium ternak ungags fakultas peternakan universitas hasanuddin. Terdapat dua macam system pemeliharaan yang dianalisis yaitu pola mandiri, dan pola kemitraan dengan spesifikasi teknis manajemen pada tabel 1.
Parameter produktifitas ayam pedaging yang dianalisis antara lain : konsumsi pakan, berat badan akhir, konversi pakan, mortalitas, dan Income Over Feed and Chick Cost (IOFC).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan produktifitas ayam pedaging yang dipelihara dengan system pemeliharaan yang berbeda dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Produktivitas ayam pedaging yang dipelihara dengan system pemeliharaan berbeda
Parameter
Mandiri
Kemitraan
Lama Pemeliharaan
Konsumsi Pakan (g/e)
Berat Badan Akhir (g)
Konversi Pakan
Mortalitas (%)
Income Over Feed And Chick Cost (Rp/e)
IP (Indeks Broiler)
35 Hari
3100
1950
1.589
5
4900
313
35,13 Hari
3417
2200
1.550
3
4200
359

Pada tabel 1 terlihat jelas bahwa adanya perbedaan antara kemitraan dan mandiri dari berbagai aspek.  Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui yang mana perlu  dijadikan acuan pola pemeliharaan antara mandiri atau kemitraan dengan lama pemeliharaan yang sama sebab waktu optimal perkembangan ayam pedaging  yaitu 35 hari. Dan juga sebagai acuan pemeliharan dengan pola kemitraan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rani Hastuti (2002), yang menyatakan bahwa Waktu pemeliharaan sampai panen ayam broiler adalah 4-5 minggu.waktu inilah yang paling baik untuk memanen ayam pedaging Laju pertumbuhan ayam broiler dapat diatur dengan pencahayaan dan program jadwal pemberian pakan yang baik. Hal ini juga di dukung oleh pendapat Fijana (2012) yang menyatakan bahwa umunmya pada kemitraan ayam broiler di panen pada umur  4 Minggu
Pada komsumsi pakan dapat dilihat dengan jelas bahwa bahwa pada pola pemeliharaan mandiri komsumsi pakan yaitu 3100 g/ hari sedangkan pada kemitraan 3417 g/ hari . hal ini dapat terjadi di karenakan populasi yang banyak, kemudian pada kemitraan umumnya pemberian pakan secara ad libitum, sehingga sering terjadi pada populasi tidak meratanya pertumbuhan pada ayam broiler karena adanya ayam yang dominan pada suatu populasi, akan tetapi hal ini masi wajar dikarenakan komsumsi pakan dari ayam tersebut masi sesuai dengan standar NRC. Hal ini  sesuai degan pendapat Wahyu ( 2007) yang menyatakan bahwa standar konsumsi pakan menurut NRC (National Research Countil)sebanyak 3000gram/ekor per minggu selama pertumbuhan 0-6 minggu. Hal ini juga didukung oleh Layli (2007) bahwa dalam satu Minggu pemeliharaan ayam broiler komsumsinya dapat mencapai 3500g pakan
Pada bagian berat badan akhir dapat dihubungkan dengan efisienya  ayam tersebut  menkomsumsi pakan yang dapat dilihat dari konversi pakan yang dimiliki, dari pola kemitraan dan pola mandiri, yang di ketahui bahwa yang lebih baik konversi dan efesiensi pakanya terhadap berat badan akhir adalah pola kemitraan dengan konversi pakan 1550g degan berat badan akhir adlah 2200g hal ini sesuai dengan pendapat AAK (1986) menyatakan konversi pakan yaitu perbandingan jaminan yang harus dikonsumsi dengan bobot badan yang dicapai selama waktu tertentu. Dengan demikian dapat  diketahui beberapa banyak pakan yang akan dibutuhkan untuk menghasilkan bobot badan tertentu. Selajutnya pola kemitraan mempunyai berat badan akhir yang lebih tinggi di karenakan jumlah dan tata cara  pemberian pakan yang telah di atur sesuai dengan strain dari setiap ayam di peroleh sesuai dengan genetiknya, pada pemeliharaan mandiri dan mitra strain ayam berbeda, hal ini sesuai dengan pendapat Hastuti (2002) yang menyatakan bahwa pertumbuhan berat badan bukan hanya dipengaruhi oleh konsumsi pakannya tetapi juga interaksi antara potensi genetik dan lingkungannya.Selanjutnya dari segi konversi pakannya merupakan bagian terpenting yang harus selalu diamati baik pola kemitraan maupun mandiri
Pada konversi pakan pola pemeliharaan secara kemitraan lebih tinggi dari pada pola mandiri hal ini dapat disebabkan pada pemeliharaan kemitraan pakan yang diberikan sudah dalam bentuk siap untuk untuk dijadikan pakan seperti butiran dan pellet yang bisa dimakan seluruh dengan kandungan nutrisinya oleh ayam tampa di pilih – pilih oleh ayam, bedah halnya pada mandiri pakan yang diberikan berupa campuran pakan sehingga ayam bisa memilih – milih antara butiran atau tepung yang tercapur sehingga koversi pakan tidak maksimal hal ini sesuai dengan pendapat Yunus ( 2009 ) bahwa pada ayam pedaging pemberian pakan yang diberikan dengan butiran pada masa stater dan pellet ada finisher akan lebih maksimal komsumsinya apabila dibandingkan pakan yang dicampur tersendiri oleh peternak. Hal ini juga didukung oelh pendapat Nova (2005) pakan dalam bentuk butiran atau pellet lebih disukai oleh ternak pada usia 1 sampai 3 Minggu
Kemudian pada tingkat mortalitas di ketahui dari tabel dua bahwa pada pola mandiri mortalitas lebih tinggi yaitu 5 % sedangkan kemitraan yaitu 3%, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai factor antara lain adalah pada pola pemeliharaan yang kurang pada manajmen starter, dapat pula disbabkan karena system sanitasi yang kurang terjaga pada pola pemiliharaan mandiri, di karenakan para peternak kurang menyadari hal tesebut karena mereka bersifat mandiri dan tampa pengwasan, hal ini sesuai dengan pendapat Sumartini (2004) kurangnya kesadaran peternak terhadap sanitasi menjadi salah satu penyebab kematian pada ternak unggas, dan lebih utama lagi adalah ayam broiler sangat rentang terhadap cekaman panas hal ini sesua dengan pendapat Rasyaf (2008) bahwa perbedaan pertumbuhan dan tingkat mortalitas  sangat taergantung pada perlakuan peternak, pembibit, atau lembaga yang membibitkan ayam tersebut, sehingga peternak harus memperhatikan biosecurty, serta manajmen pemeliharaan
Income Over Feed and Chick cost merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya operasional ternak. Pada pola mandiri secara otomatis harus mengeluarkan biaya operasional yang cukup banyak sebab peternak menanggun sendiri semua biaya yang di keluarkan untuk pemilharaan aym broiler, bedah halnya dengan pola kemitraan peternak hanya menangung kandang dan tenaga kerja sehingga biaya operasinal yang dikeluarkan lebih sedikit dari pada simtem mandiri. Sedangkan IP pada pola pemeliharan secara kemitraan lebih tinggi di karenakan pemeliharan dilakukan secara intensif, serta dengan pengwasan dan pembinaan dari perusahaan mitra, sehingga IP pada ayam broiler dengan pola kemitaraan dapat lebih tinggi hal ini sesua dengan pendapat Rasyaf (1995) berpendapat bahwa indeks produksi merupakan hasil perkalian persentase ayam hidup dan bobot badan rataan dibagi konversi dan lama pemeliharaan. Indeks produksi dipengaruhi oleh bobot badan, angka konversi dan pemeliharaan.

Tabel 2. Spesifikasi Teknis Manajemen Pemeliharaan Ayam Pedaging
No.
Uraian
System pemeliharaan
Mandiri
kemitraan
1.
Strain Ayam
Cobb CP 707
Lohmann MB 202 P
2.
Kepadatan kandang
8 ekor/m2
8 ekor/m2
3.
Lama brooding
10 hari
10 hari
4.
Spesifikasi pakan



a.          Pre starter
·       Merk dagang
·       Bentuk fisik
·       Protein kasar (%)
·       Energy metabolisme (kkal/kg)
·       Lama pemberian
·       Produsen
-
-
-
-
-
-
-


MS40 HG
Butiran (Crumble)
23-24
3000-3100
Umur 1-14 hari
PT. Japfa Comfeed Indonesia

b.         Starter
·      Merk dagang
·      Bentuk fisik
·      Protein kasar (%)
·      Energy metabolisme (kkal/kg)
·      Lama pemberian
·      Produsen


CP 11
Butiran (Crumble)
21-23
3000-3100
Umur 1-14 hari
PT. Charoen Phokphand Indonesia

MS42
Butiran (Crumble)
21-23
3000
Umur 15-21 hari
PT. Japfa Comfeed Indonesia







c.     Finisher
·      Merk dagang
·      Bentuk fisik


·      Protein kasar (%)
·      Energy metabolisme (kkal/kg)
·      Lama pemberian
·      Produsen

SBC 12 + jagung
Tepung / mash (33% konsentrat : 67% jagung)
17-18
2800-2900
Umur 15-35 hari
PT. Charoen Phokphand Indonesia

MS44
Pellet


19-21
2900-3000
Umur 22-35 hari
PT. Japfa Comfeed Indonesia
5.
Obat dan Vaksin



a.          Vaksin
·       Marek
·       New Castle Disease (ND)


·       Umur 1 hari
·       Umur 4 hari
·       Umur 18 hari

·           Umur 1 hari
·           Umur 1 hari (kill + live)

Lanjutan Tabel 1. Spesifikasi Teknis Manajemen Pemeliharaan Ayam Pedaging
No.
Uraian
System pemeliharaan
Mandiri
Kemitraan

·      IBD (Gumboro)
·       -
·      Umur 1 hari

b.     Obat-obatan
·       Antibiotic
1.    Oxytetracycline
2.    Amoxycylin + Colistin Sulfat
3.    Erythromycin + doxycyclin
·       Coccidiostat
·       Pro dan prebiotik


Minggu I dan II
-
-
Feed Aditive
-


-
Minggu I
Minggu II
Feed Aditive
-

c.     Vitamin dan elektrolit
Minggu I dan II
Minggu I-V

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam mengembangkan usaha peternakan ayam broiler terdapat dua pola yang dapat digunakan yaitu pola kemitraan dan pola mandiri. Pola kemitraan dan pola mandiri merupakan dua pola yang sangat berbeda namun secara umum pola yang baik adalah pola kemitraan dengan komsusi pakan yang efesien dengan pertumbuhan berat badan yang maksimal

DAFTAR PUSTAKA
A.A.K.  1986.  Beternak  Ayam  Pedaging. Penebar  Swadaya.  Jakarta.
Adiwinarto, G. 2005. Pengaruh Cekaman Panas Terhadap Performans Dua Strain Ayam Broiler Fase Finisher (21 – 42 Hari). ( Word to PDF Converter - Unregistered ). Staf Pengajar Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Magelang.
Ahmad, S. 2006. Strategi Kemitraan Dalam Saluran Distribusi Untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis. Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
Brickett, K. E., J. P. Dahiya., H. L. Classen and S. Gomis. 2007. Influence of dietary nutrient density, feed form, and lighting. J. Poultry Sci 86: 2172-2181
Fijana, M.F, E. Suprijatna, U. Atmomarsono. 2012.  Pengaruh Proporsi Pemberian Pakan Pada Siang Malam Hari Dan Pencahayaan Pada Malam Hari Terhadap Produksi Karkas Ayam Broiler.  Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 697 – 710
Firahmi,Nordiansyah. 2009. Pola Pembiayaan Ayam Ras Pedaging. http://firahmi.blogspot.com /2009/10 /pola-pembiayaan-ayam-ras-pedaging.html. diakses pada desember 2013
Firdaus. 2004. Pola Kemitraan Usaha Peternakan Ayam ras Pedaging pada UD Faisal Makassar. Skiripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Layli, A. 2007. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain periode starter–finisher di pt. Janu Putro Sentosa Bogor. Teknologi dan Manajemen Ternak Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor.  Bogor
Nova, K. 2005. Pengaruh perbedaan persentase pemberian ransum antara siang dan malam hari terhadap performans broiler strain CP 707. J. Anim. Prod 10 (2): 117-121
Rani Hastuti. 2002. Evaluasi pola Kemitraan Plasma inti Pada Pola koperasi Peternakan Unggas Mitra Jaya Periangan Kecematan Bojongasoan kabupaten Bandung. Skripsi. Fakultas peternakan Institut pertanian Bogor.
Rasyaf,  M.  1995. Beternak ayam ras pedaging.  PT. Gramedia. Jakarta.
Rasyaf,  M .  2008. Pengololahan Usaha  Perternakan Ayam Pedaging.  PT. Gramedia. Jakarta.
Sumartini. 2004. Kemitraan Agribisnis Serta Pengaruhnya Terhadap Pernadapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging (Studi Pada Kemitraan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging di Kabupaten Bandung. Institut Pertanian Bandung. Bandung.
Yunus, R. 2009. Tesis Analisis Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan dan Mandiri di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Universitas Diponegoro. Semarang